PENYEBARLUASAN INFORMASI KESEHATAN MENCEGAH STUNTING
Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Salah satu cara mencegah stunting adalah pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Upaya ini sangat diperlukan, mengingat stunting akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa. Akibat kekuranagan gizi pada 1000 HPK bersifat permanen dan sulit diperbaiki. Anak stunting penyebab utamanya asupan gizi, begitu juga yang di paparkan oleh nara sumber dari provinsi beberpa hal yang menunjang pencegahan stunting adalah pada saat bayi lahir dilakukan IMD ( Inisisai Menyusui Dini) dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusive selama 0 – 6 bulan, dan pemberian MP – ASI ( Makanan Pendamping ASI) setelah 6 bulan masa pemberian ASI eksklusive, selanjutnya samapi usia 2 tahun harus tetap dipantau asupan gizinya sebagai pemenuhan masa emas pertumbuhan 1000 HPK.
Masyarakat umumnya menggaggap pertumbuhan fisik sepenuhnya dipengaruhi factor keturunan, pemahaman keliru itu kerap menghambat sosialisasai pencegahan stunting yang semestinya yang semestinya dilakukan dengan upaya mencukupi kebutuhan gizi sejak anak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Sosialisasi terus dilakukan. Meski demikian, diperlukan juga kemauan masyarakat untuk dapat menerima hal tersebut, diikuti dengan kesadaran dan kewajiban menjaga Kesehatan.
Dalam upaya pencegahan Stunting penting dilakukan sedini mungkin, dengan berkolaborasi antara dinas, instansi dan lembaga terkait, karena penurunan Stunting tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri, tetapi perlu sinergi dan kerja sama melalui program-programnya. untuk melakukan kolaborasi dalam hal membantu mempercepat penurunan stunting dengan penyebaran informasi yang luas ke masyarakat, melibatkan lurah dan jajarannya, kader, tokoh agama, tokoh masyarakat, remaja, ibu hamil dan ibu yang memiliki balita Sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam hal penyebarluasan informasi di tingkat desa / kelurahan